terkadang dalam pembelajaran butuh penyegaran nah supaya tidak bosan ini adalah beberapa contoh ice breaking yang mungkin bisa membuat siswa didik kita dapat lebih bersemangat untuk belajar
Skenario Ice Breaking
TAHAPAN KEGIATAN
|
1.
Susun Baris
a. Pelatih meminta peserta
berbaris menjadi 4 baris yang jumahnya seimbang—termasuk
gendernya.
b. Masing-masing barisan menyusun ulang
barisan berdasarkan:
1) Tinggi
badan
2) Jumlah saudara kandung
3) Jarak rumah ke tempat pelatihan
4) Tanggal lahir
5) Jumlah anak
6) Alfabet nama
c. Fasilitator mengecek kemampuan
peserta dalam mengingat dengan cara meminta peserta menyebutkan
tanggal lahir, jumlah anak, dan seterusnya.
|
|
2.
Ekspresi diri
a.
Peserta diberikan kertas
b.
Mereka diminta mengekspresikan apa
yang ada dalam benak dalam bentuk apa saja: esai, prosa, kata, kalimat,
simbol, sktesa, gambar dll.
c.
Setelah selesai dikumpulkan dan
diacak.
d.
Kemudian para peserta membacakan apa
hasil ekspresi temannya.
e.
Fasilitator kemudian mengambil benang merah dari
kegiatan ini bahwa setiap
orang membawa masalahnya sendiri-sendiri.
|
|
3.
Senam ANGKA 1—9
a. Fasilitator meminta peserta berdiri
dan senam dengan menggerakkan tangan kanan, tangan kiri, 2 tangan, kaki
kanan, kaki kiri, badan, mata, mulut, sesuai kontur angka 1-9.
b.
Fasilitator
mengadakan brainstorming tentang nilai/karakter/hikmah dari ice breaking/game yang baru saja dilakukan.
|
4.
Senam CERMIN
a.
Fasilitator
meminta peserta berdiri dan membaginya menjadi 2 kelompok yang saling
berpasangan/berhadapan dengan nama kelompok kanan dan kiri.
b.
Dengan diiringi
musik dangdut, fasilitator meminta peserta dari kelompok kanan untuk senam ringan
dan make-up, dan kelompok kiri sebagai cerminnya yang akan mengikuti seluruh
gerakan apapun dari pasangannya dari kelompok kanan.
c.
Fasilitator
mengadakan brainstorming tentang nilai/karakter/hikmah dari ice breaking/game yang baru saja dilakukan.
|
5.
Tangkap telunjuk
a. Peserta berdiri, membuat lingkaran.
b. Telunjuk kiri peserta ditaruh di telapak tangan kanan temannya.
c. Pelatih bercerita dengan menyebutkan beberapa kali kata
Baso (misalnya), seperti: “Saya menyukai makanan Bakwan, Batagor, Baso, Bolu,
Bawang, dan seterusnya.”
d. Peserta menangkap telunjuk temannya jika pelatih
menyebutkan kata baso.
|
6. Tirukan ucapan dan gerakan
a.
Pelatih bilang: tirukan apa yang saya
ucapkan
b.
“Tarik napas dalam-dalam” (pelatih
dan peserta menarik napas)
c.
“Keluarkan nafas” (pelatih dan
peserta mengeluarkan napas)
d.
“Tarik”
e.
“Keluarkan”
f.
“Tarik”
g.
“Keluarkan”
h.
Pelatih: “Ada berapa rukun iman?”;
“Ada berapa rukun Islam?”; “Ada berapa salat wajib?”
i.
Terus diulang
j.
Biasanya peserta menjawab jumlah
pertanyaan pelatih, bukan menirukan kata-kata pelatih. Padahal, yang diminta
adalah peserta menirukan ucapan pelatih, bukan menjawab.
|
7. Bawa alat sesuai inisial nama
a.
Pelatih meminta peserta konsentrasi
dan memerhatikan ucapan pelatih.
b.
Pelatih bilang: “Nama saya Jejen. Saya ke pelatihan PAIKEM ini
membawa Jas hujan.” Atau “Nama
saya Tanenji. Saya ke pelatihan
K13 ini membawa Topi.” Lalu
pelatih bilang: “Minggu depan, saya akan jalan-jalan ke Eropa, saya butuh 10
teman untuk menemani saya.”
c.
Peserta diminta membuat kalimat
seperti yang pelatih buat. Jika kalimat peserta tidak sesuai dengan model
kalimat pelatih, maka pelatih bilang: “Anda belum bisa ikut liburan ke
Eropa.” Jika benar, “Anda ikut saya liburan ke Eropa.”
d.
Demikian seterusnya, hingga peserta
memahami kata kunci permainan ini.
|
8. Bermain jari
1 = hitung jari satu sampai empat
2 = kelingking kanan beridiri; kelingking dan manis kiri
berdiri. Demikian secara bergantian
3 = tangan kanan pegang hidung; tangan kiri pegang telinga
kanan. Demikian entian
4 = telunjuk kanan nembak kepalan tangan kiri. Demikian
bergantian.
|
9. Bermain tangan
a.
Pelatih mengucapkan “Satu” = telapak
tangan kanan menghadap ke depan.
b.
Pelatih mengucapkan “Dua” = telapak
tangan kanan menghadap ke belakang (menghadap muka sendiri).
c.
Pelatih mengucapkan “Tiga” = tangan kanan
mengepal dan menempel di dada sebelah kiri.
d.
Pelatih mengucapkan “Empat” = tangan
kanan mengepal dan ditarik dari atas ke bawah, sambil mengucapkan: “Yess!”
e.
Pelatih menguji kecermatan peserta
dengan mengucapkan angka tidak berurutan, seperti 4, 2, 3, 1, dan seterusnya.
|
|
10. Suara binatang di angka kelipatan
a.
Peserta diminta membuat lingkaran
b.
Pelatih bilang: “Saya punya kambing,
suaranya mbeee. Kambing saya ada di kelipatan 3.”
c.
Kemudian pelatih bilang: “Satu.” Dan
menunjuk peserta untuk meneruskan bilangan.
d.
Peserta yang nomor 3, 6, 9, dan
seterusnya, mengganti dengan suara “Mbee.”
e.
Peserta yang salah bunyi atau angka,
diminta untuk mengucapkan kalimat baru: “Saya punya radio, suaranya kresek
kik kik. Radio saya ada di kelipatan 4.” Dia juga bilang: “Satu.”
f.
Peserta yang nomor 4, 8, 12, dan
seterusnya, mengganti dengan suara “Kresek kik kik.”
g.
Demikian seterusnya, peserta yang
salah menyebutkan benda (hidup atau amati) dan bagaimana suaranya.
|
11. Melakukan perintah tokoh
a.
Pelatih meminta peserta berdiri.
b.
Pelatih menjelaskan bahwa ikuti
perintah tokoh misalnya, Pitung, Soekarno, dan Habiebie.
c.
Pelatih bilang: “Pitung bilang: satu!”
“Dua!, tiga!”
d.
Peserta yang mengatakan satu, dua,
dan tiga, salah karena Pitung hanya ada di Satu.
e.
Pelatih bilang: “Soekarno minta kita pegang kepala!” “Garuk-garuk”.
f.
Peserta yang mengatakan memegang dan
menggaruk-garuk kepala, salah karena Soekarno hanya ada di pegang kepala.
g.
Contoh lainnya: “Pitung minta kita
berdiri!” “Duduk!”; “Pitung minta sebutkan: ‘Nama Ibu!”
h.
Jebakan lain bisa dengan meminta
peserta untuk duduk di tempat semula, padahal tidak ada perintah dari tokoh.
|
12. Melakukan kebalikan perintah
Pelatih menjelaskan bahwa peserta
harus melakukan kebalikan perintahnya, seperti: Duduk = Berdiri, Tertawa =
Diam, Hadap Kanan = Hadap Kiri.
|
13. Jika = Maka |
14. Menebak perubahan penampilan pasangan (peneliti)
a.
Peserta diminta berdiri berpasangan,
berhadap-hadapan
b.
Satu peserta diminta merubah
penampilan
c.
Peserta diminta menyebutkan perubahan
pasangannya
|
15. Informasi berantai |
16. Tepuk tangan lampu merah
a.
Merah = satu kali
b.
Kuning = dua kali
c.
Hijau = tidak tepuk tangan
|
17. Semangat
a.
Peserta menyentuh pundak belakang
teman yang berada di samping kanannya
b.
Pelatih menyampaikan kalimat
penyemangat, seperti: “Pak-pak, Bu-bu, hari ini kita pelatihan PAIKEM, jangan
ngantuk ya; jangan tidur ya; jangan ngelamun ya; semangat ya; aktif ya; tepat
waktu ya; dan seterusnya.”
c.
Peserta mengikuti apa yang dikatakan
oleh pelatih sambil menepuk-nepuk pundak belakang temannya.
d.
Peserta ganti menyentuh pundak
belakang teman yang berada di samping kirinya
e.
Pelatih menyampaikan kalimat menjawab
kalimat penyemangat di awal, seperti: “Pak-pak, Bu-bu, terima kasih ya sudah
mengingatkan. Bapak dan Ibu juga semangat ya, dan seterusnya.
|
18. Mengingat nama
a.
Peserta membuat lingkaran
b.
Setiap peserta memperkenalkan
namanya kepada peserta yang lain
c.
Peserta menyebutkan nama
peserta yang diingatnya
d.
Pelatih mencatat peserta yang
paling banyak mengingat nama peserta latihan.
|
19. Be Happy
a.
Pelatih menanyakan kepada
peserta, “Apakah mereka ingin bahagia?”
b.
Pelatih menulis di papan
tulis atau di Power Point, I Want to
Be Happy
c.
Pelatih menanyakan kepada
peserta, “Bagaimana caranya supaya mereka bahagia di dunia ini?”
d.
Setelah mendengar beragam
jawaban dari peserta, pelatih menjelaskan bahwa untuk menjadi manusia bahagia
harus menghapus dua hal: kata I (saya) dan Want to (Ingin). Maka, Be Happy.
Manusia kadang kurang atau tidak bahagia, karena banyak inginnya.
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar