Minggu, 13 Agustus 2017

Ice Breaking



terkadang dalam pembelajaran butuh penyegaran nah supaya tidak bosan ini adalah beberapa contoh ice breaking yang mungkin bisa membuat siswa didik kita dapat lebih bersemangat untuk belajar


Skenario Ice Breaking

TAHAPAN KEGIATAN
1.    Susun Baris
a.    Pelatih meminta peserta berbaris menjadi 4 baris yang jumahnya seimbangtermasuk gendernya.
b.   Masing-masing barisan menyusun ulang barisan berdasarkan:
1)      Tinggi badan
2)      Jumlah saudara kandung
3)      Jarak rumah ke tempat pelatihan
4)      Tanggal lahir
5)      Jumlah anak
6)      Alfabet nama
c.    Fasilitator mengecek kemampuan peserta dalam mengingat dengan cara meminta peserta menyebutkan tanggal lahir, jumlah anak, dan seterusnya.


2.    Ekspresi diri
a.    Peserta diberikan kertas
b.    Mereka diminta mengekspresikan apa yang ada dalam benak dalam bentuk apa saja: esai, prosa, kata, kalimat, simbol, sktesa, gambar dll.
c.    Setelah selesai dikumpulkan dan diacak.
d.    Kemudian para peserta membacakan apa hasil ekspresi temannya.
e.    Fasilitator kemudian mengambil benang merah dari kegiatan ini bahwa setiap orang membawa masalahnya sendiri-sendiri.


3.    Senam ANGKA 1—9
a.    Fasilitator meminta peserta berdiri dan senam dengan menggerakkan tangan kanan, tangan kiri, 2 tangan, kaki kanan, kaki kiri, badan, mata, mulut, sesuai kontur angka 1-9.
b.    Fasilitator mengadakan brainstorming tentang nilai/karakter/hikmah dari  ice breaking/game yang baru saja dilakukan.

4.    Senam CERMIN
a.    Fasilitator meminta peserta berdiri dan membaginya menjadi 2 kelompok yang saling berpasangan/berhadapan dengan nama kelompok kanan dan kiri.
b.    Dengan diiringi musik dangdut, fasilitator meminta peserta dari kelompok kanan untuk senam ringan dan make-up, dan kelompok kiri sebagai cerminnya yang akan mengikuti seluruh gerakan apapun dari pasangannya dari kelompok kanan.
c.    Fasilitator mengadakan brainstorming tentang nilai/karakter/hikmah dari  ice breaking/game yang baru saja dilakukan.

5.    Tangkap telunjuk
a.       Peserta berdiri, membuat lingkaran.
b.      Telunjuk kiri peserta ditaruh di telapak tangan kanan temannya.
c.       Pelatih bercerita dengan menyebutkan beberapa kali kata Baso (misalnya), seperti: “Saya menyukai makanan Bakwan, Batagor, Baso, Bolu, Bawang, dan seterusnya.”
d.      Peserta menangkap telunjuk temannya jika pelatih menyebutkan kata baso.

6.    Tirukan ucapan dan gerakan
a.       Pelatih bilang: tirukan apa yang saya ucapkan
b.      “Tarik napas dalam-dalam” (pelatih dan peserta menarik napas)
c.       “Keluarkan nafas” (pelatih dan peserta mengeluarkan napas)
d.      “Tarik”
e.      “Keluarkan”
f.        “Tarik”
g.       “Keluarkan”
h.      Pelatih: “Ada berapa rukun iman?”; “Ada berapa rukun Islam?”; “Ada berapa salat wajib?”
i.         Terus diulang
j.        Biasanya peserta menjawab jumlah pertanyaan pelatih, bukan menirukan kata-kata pelatih. Padahal, yang diminta adalah peserta menirukan ucapan pelatih, bukan menjawab.

7.    Bawa alat sesuai inisial nama
a.       Pelatih meminta peserta konsentrasi dan memerhatikan ucapan pelatih.
b.      Pelatih bilang: “Nama saya Jejen. Saya ke pelatihan PAIKEM ini membawa Jas hujan.” Atau “Nama saya Tanenji. Saya ke pelatihan K13 ini membawa Topi.” Lalu pelatih bilang: “Minggu depan, saya akan jalan-jalan ke Eropa, saya butuh 10 teman untuk menemani saya.”  
c.       Peserta diminta membuat kalimat seperti yang pelatih buat. Jika kalimat peserta tidak sesuai dengan model kalimat pelatih, maka pelatih bilang: “Anda belum bisa ikut liburan ke Eropa.” Jika benar, “Anda ikut saya liburan ke Eropa.”
d.      Demikian seterusnya, hingga peserta memahami kata kunci permainan ini.

8.    Bermain jari
1 = hitung jari satu sampai empat
2 = kelingking kanan beridiri; kelingking dan manis kiri berdiri. Demikian secara bergantian
3 = tangan kanan pegang hidung; tangan kiri pegang telinga kanan. Demikian entian
4 = telunjuk kanan nembak kepalan tangan kiri. Demikian bergantian. 

9.    Bermain tangan
a.       Pelatih mengucapkan “Satu” = telapak tangan kanan menghadap ke depan.
b.      Pelatih mengucapkan “Dua” = telapak tangan kanan menghadap ke belakang (menghadap muka sendiri).
c.       Pelatih mengucapkan “Tiga” = tangan kanan mengepal dan menempel di dada sebelah kiri.
d.      Pelatih mengucapkan “Empat” = tangan kanan mengepal dan ditarik dari atas ke bawah, sambil mengucapkan: “Yess!”
e.      Pelatih menguji kecermatan peserta dengan mengucapkan angka tidak berurutan, seperti 4, 2, 3, 1, dan seterusnya.   


10.  Suara binatang di angka kelipatan
a.       Peserta diminta membuat lingkaran
b.      Pelatih bilang: “Saya punya kambing, suaranya mbeee. Kambing saya ada di kelipatan 3.”
c.       Kemudian pelatih bilang: “Satu.” Dan menunjuk peserta untuk meneruskan bilangan.
d.      Peserta yang nomor 3, 6, 9, dan seterusnya, mengganti dengan suara “Mbee.”
e.      Peserta yang salah bunyi atau angka, diminta untuk mengucapkan kalimat baru: “Saya punya radio, suaranya kresek kik kik. Radio saya ada di kelipatan 4.” Dia juga bilang: “Satu.”
f.        Peserta yang nomor 4, 8, 12, dan seterusnya, mengganti dengan suara “Kresek kik kik.”
g.       Demikian seterusnya, peserta yang salah menyebutkan benda (hidup atau amati) dan bagaimana suaranya.

11.  Melakukan perintah tokoh
a.       Pelatih meminta peserta berdiri.
b.      Pelatih menjelaskan bahwa ikuti perintah tokoh misalnya, Pitung, Soekarno, dan Habiebie.
c.       Pelatih bilang: “Pitung bilang: satu!” “Dua!, tiga!”
d.      Peserta yang mengatakan satu, dua, dan tiga, salah karena Pitung hanya ada di Satu.
e.      Pelatih bilang: “Soekarno  minta kita pegang kepala!” “Garuk-garuk”.
f.        Peserta yang mengatakan memegang dan menggaruk-garuk kepala, salah karena Soekarno hanya ada di pegang kepala.
g.       Contoh lainnya: “Pitung minta kita berdiri!” “Duduk!”; “Pitung minta sebutkan: ‘Nama Ibu!”
h.      Jebakan lain bisa dengan meminta peserta untuk duduk di tempat semula, padahal tidak ada perintah dari tokoh.

12.  Melakukan kebalikan perintah

Pelatih menjelaskan bahwa peserta harus melakukan kebalikan perintahnya, seperti: Duduk = Berdiri, Tertawa = Diam, Hadap Kanan = Hadap Kiri.

13.  Jika = Maka



14.  Menebak perubahan penampilan pasangan (peneliti)

a.       Peserta diminta berdiri berpasangan, berhadap-hadapan
b.      Satu peserta diminta merubah penampilan
c.       Peserta diminta menyebutkan perubahan pasangannya

15.  Informasi berantai


16.  Tepuk tangan lampu merah

a.       Merah = satu kali
b.      Kuning = dua kali
c.       Hijau = tidak tepuk tangan

17.  Semangat

a.       Peserta menyentuh pundak belakang teman yang berada di samping kanannya
b.      Pelatih menyampaikan kalimat penyemangat, seperti: “Pak-pak, Bu-bu, hari ini kita pelatihan PAIKEM, jangan ngantuk ya; jangan tidur ya; jangan ngelamun ya; semangat ya; aktif ya; tepat waktu ya; dan seterusnya.”
c.       Peserta mengikuti apa yang dikatakan oleh pelatih sambil menepuk-nepuk pundak belakang temannya.
d.      Peserta ganti menyentuh pundak belakang teman yang berada di samping kirinya
e.      Pelatih menyampaikan kalimat menjawab kalimat penyemangat di awal, seperti: “Pak-pak, Bu-bu, terima kasih ya sudah mengingatkan. Bapak dan Ibu juga semangat ya, dan seterusnya.

18.  Mengingat nama


a.       Peserta membuat lingkaran
b.      Setiap peserta memperkenalkan namanya kepada peserta yang lain
c.       Peserta menyebutkan nama peserta yang diingatnya
d.      Pelatih mencatat peserta yang paling banyak mengingat nama peserta latihan.

19.   Be Happy

a.       Pelatih menanyakan kepada peserta, “Apakah mereka ingin bahagia?”
b.      Pelatih menulis di papan tulis atau di Power Point, I Want to Be Happy
c.       Pelatih menanyakan kepada peserta, “Bagaimana caranya supaya mereka bahagia di dunia ini?”
d.      Setelah mendengar beragam jawaban dari peserta, pelatih menjelaskan bahwa untuk menjadi manusia bahagia harus menghapus dua hal: kata I (saya) dan Want to (Ingin). Maka, Be Happy. Manusia kadang kurang atau tidak bahagia, karena banyak inginnya.
 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar